URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI BAGI WARGA NU Oleh : Sukron Mazid (Ketua PERGUNU Kota Magelang)
pergunujateng.org- Perlu diketahui bahwa di antara kekhasan jiwa manusia adalah sebuah keinginan untuk mengetahuai dari setiap urusannya, serta pengetahuan yang akan diperolehnya, baik berupa kehidupan dan kematian maupun kebajikan dan keburukan. Sebuah ungkapan yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun ini menjadi sebuah pengingat jalan peristiwa penting, bagaimana untuk mengetahui sisa umur dunia, sebuah negara, atau sebuah bangsa sampai komunitas terkecil. Berapa lama sebuah negara sampai organ terkecil akan bertahan, hambatan, tantangan serta persoalan lainnya.
Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) tidak terlepas dari realitas yang mempengaruhinya yaitu realiats ke-Indonesiaan dan Ke-Islaman. Dari teori perspektif gerakan sosial (social movement) kemunculan gerakakan sosial melawati siklus pembenihan (gestation), pembentukan (formation), dan konsolidasi (consolidation). Para Founding Fathersnya NU yakni Mbah Hasyim, Mbah Wahab dan Mbah Bisyri memahami betul dinamika masyarakat terkait keagamaan dan kebangsaan. Maka diperlukan sebuah wadah bagi warga masyarakat untuk bisa memberikan jalan penuntun ke arah kemaslahatan.
NU Menjadi sebuah organisai sosial agama yang berkomitmen meneguhkan ajaran ahlussunah wal jamaah dan menjadi garda terdepan dalam merawat serta menjaga keragaman bangsa. Prinsip-prinsip dasar sosial NU yakni I’tidal, Tawassuth, Tawazun, dan Tasamuh. Inilah tata nilai dasar yang dijadikan pondasi dalam perealisasian hidup sosial beragama. Dalam realitas kehidupan konkrit, keselamatan dan kemaslahatan hidup merupakan tujuan obyektif dari sertiap individu manusia demi tercapainya sebuah kebahagiaan yang hakiki.
Habermas mengatakan praksis manusia dapat dibedakan menjadi dua dimensi secara esensial yakni dimensi kerja (tindakan manusia atas alam atau dunia non sosial budaya) dan dimensi komunikasi (tindakan manusia terhadap sesama manusia dan dunia sosial budaya). Keterkaitan manusia dengan alam, lingkungan sosial dan budaya membawa arah keterikatan. Bagi warga Nahdliyin sebuah tradisi dijalankan sebagai laku kehidupan baik dalam beragama, berbangsa serta berbudaya. Perlunya untuk saling bersinergi demi menuju harmonisasi kesejahteraan dan kemaslahatan bersama.
Beberapa minggu lalu tepat NU merayakan Harlah yang ke 95, mendekati seabad berdirinya organisasi ini, banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Sebuah tantangan serta hambatan kedepan seyogyanya perlu diberikan solusi jalan bersama. Masalah klasik yang perlu diperhatikan adalah mengenai pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesejahteraan serta penguasaan teknologi informasi warga NU. Terutama pada abad 21 polarisasi yang berkembang kearah digital serba virtual mengharuskan warga NU adaptasi dengan fitur-fitur teknologi.
Banyak sekali pokok persoalan yang perlu diperhatikan. Tetapi era digital saat ini penguasaan teknologi menjadi keharusan sebagai legitimasi pondasi kekuatan masa depan NU. Menurut Kiai Said, tidak ada alasan lagi bagi warga NU untuk tidak menguasai teknologi. Karena kesuksesan tatanan saat ini tidak akan tercapai apabila tidak menguasai teknologi. Jadi penguasaan teknologi bagi warga NU wajib agar bisa menyesuaikan zaman. Pendidikan teknologi informasi mempunyai peran sentral, yakni untuk menambahkan kapabiltas nilai-nilai karakter di tengah arus globalisasi.
Warga nahdliyin bersama-sama untuk mempelajari penguasaan teknologi dalam menghadapi tantangan perkembangan update teknologi yang bersifat hadir di mana-mana. Keterkaitan warga NU untuk selalu tampil menggunakan teknologi tinggi. Tetapi juga penguatan sentuhan nilai-nilai etis sebagai landasan moralitas dalam berteknologi perlu dijunjung tinggi. Agar tidak terjebak dalam hoax, fitnah, adu domba, caci maki, saling menjatuhkan dan menghujat terutama dalam bersosial media. Ada ranah mental-spiritual-karakter (tata nilai) sebagai budaya dan ranah material-teknologikal (tata sejahtera) sebagai pusat peradaban.
Dengan demkian, siapkah bagi warga NU untuk terus belajar teknologi informasi yang terus berkembang? Mengingat teknologi; baik sosial media, aplikasi startup, fitur-fitur, software update dan link-link terus mewarnai jagat dunia maya. Oleh karena itu, bagi warga NU jangan gaptek, gumunan, kagetan, dan ojo dumeh pada situasi keterasingan. Perlu belajar dan terus belajar dengan pemahaman yang mumpuni dibarengi kecerdasan teknologi dilandasi akhlak menjadi modal kuat membangun syiar dan dakwah ala ahlusunnah wal jamaah yang berkomitmen pro NKRI. Jangan sampai jagat maya dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin memecah belah keharmonisan Islam dan Negara.