Setelah reformasi politik tahun 1998 berbagai organisasi guru bermunculan kembali. Sebelumnya organisasi guru dibatasi dan dimonopoli oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kebijakan tersebut dimulai pada masa Orde Baru yang bertujuan untuk menjaga “stabilitas politik” di tanah air. Beberapa organisasi guru yang muncul pasca reformasi 1998 adalah organisasi lama yang aktif kembali, ada pula organisasi guru yang sama sekali baru. Beberapa organisasi guru tersebut antara lain Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Guru Independen Indonseia (FGII), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Organisasi-organisasi tersebut diakui oleh Direktorat Jenderal (Dirjend) Guru dan Tenaga Kependidikan melalui surat Dirjend Guru dan Tenaga Kependidikan tanggal 4 Desember 2015.
Organisasi-organisasi tersebut dapat juga disebut sebagai organisasi profesi guru. Pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru. Pada pasal 41 ayat 2 dinyatakan bahwa organisasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada pasal 42 ditambahkan bahwa organisasi profesi guru berwenang menetapkan dan menegakkan kode etik guru, memberikan bantuan hukum, perlindungan profesi, dan pembinaan dan pengembangan profesi. Dengan demikian organisasi profesi guru memiliki peran besar dalam menjaga marwah guru di masyarakat.
Satu organisasi guru yang punya potensi besar dalam kontribusinya terhadap pembangunan pendidikan di Tanah Air adalah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Sebagai organisasi yang mewadahi para guru di bawah Nahdlatul Ulama, gagasan perlunya wadah bagi para guru NU disuarakan oleh Ma’arif sejak sejak tahun 1952, hingga akhirnya pada 1 Mei 1958 Ma’arif Cabang Surabaya berhasil mendirikan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang pertama, yakni Pergunu Cabang Surabaya. Pada Muktamar ke II Pergunu memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta. Selama tahun 1958 hingga 1960-an Pergunu berhasil memperjuangkan 20.000-an guru untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Departemen Agama waktu itu. Sayang keberadaan Pergunu tenggelam di era Orde Baru, karena waktu itu semua guru dimintar untuk menjadi anggota PGRI
(“Sekilas Sejarah”, 2013).
Baru pada tahun 2011 Pergunu bangkit kembali dengan menyelenggarakan Kongres ke I di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Kekhasan dari Pergunu dibanding organisasi profesi guru lain adalah berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan satu organisasi keislaman terbesar di Indonesia (“Sekilas Sejarah”, 2013). Berdiri pada 31 Januari 1926 sebagai respons atas gerakan purifikasi di dunia Islam, Nahdlatul Ulama memegang teguh ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Dalam bidang pendidikan NU memiliki berperan penting sebagai pengayom pesantren-pesantren Salaf yang telah dikembangkan oleh para Ulama sejak sebelum NU berdiri hingga sekarang. Wadahnya adalah Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI). Selain itu juga terdapat Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang memayungi penyelenggaraan sekolah dan madrasah NU (Budairy [ed.], 1994).
Dalam hal ini Pergunu merupakan wadah bagi para guru-guru yang aktif di sekolah dan madrasah di bawah LP Ma’arif NU maupun di luar itu yang memegang teguh Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah ala NU. Visi Pergunu yaitu “Mewujudkan guru-guru yang profesional dan berakhlaqul karimah, sebagai unsur pokok dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa”. Misi Pergunu antara lain (1) meningkatkan profesionalisme guru, (2) mengembangkan sistem pendidikan nasional yang Islami, (3) membangun masyarakat berpendidikan yang Islami, dan (4) meningkatkan kesejahteraan guru agar dapat melaksanakan tugas profsi secara baik (“Lebih Dekat”, 2017). Karena basis Pergunu adalah NU, maka justru wilayah yang digarap dan dikembangkan jelas, yakni secara umum untuk meningkatkan kualitas guru di lingkungan NU.
Dalam jangka panjang, peningkatan kualitas guru sekolah dan madrasah di lingkungan NU akan berimbas pada peningkatan kualitas pengelolaan sekolah dan madrasah di bawah koordinasi LP Ma’arif NU. Sebagaimana umum diketahui sekolahsekolah dan madrasah yang di bawah naungan LP Ma’arif selama ini sebagian besar menyasar masyarakat pinggiran, terutama di desa-desa dan daerah pinggiran lain.
Seringkali sekolah dan madrasah tersebut menjadi pilihan terakhir dari para calon siswa yang tidak tertampung di sekolah-sekolah negeri dan favorit di daerah masing-masing. Hal tersebut tentu memerlukan perhatian tersendiri agar para siswa memperoleh layanan pendidikan berkualitas sebagaimana di sekolah-sekolah negeri dan favorit lain. Oleh karena itu peningkatan kualitas tata kelola dan kualitas guru perlu selalu ditingkatkan.
Potensi Pergunu sangat besar mengingat jumlah anggota Pergunu baik dari kalangan guru maupun dosen yang mengajar di sekolah, madrasah, dan bahkan perguruan tinggi. Sejak aktif kembali pada 2011 jaringan komunikasi antarpengurus Pergunu sudah mulai dibangun dengan baik, salah satunya melalui grup-grup WhatsApp yang dapat digunakan sebagai media berbagai informasi secara masif. Hanya saja data anggota Pergunu, termasuk kepengurusan yang sudah terbentuk terdapat di daerah mana saja, belum ada. Selain besarnya anggota yang diperkirakan, Pergunu juga potensial karena memiliki ikatan dasar ideologis, yakni pada ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah An Nahdliyah, sehingga karakteristik keikhlasan, pengabdian, dan ketulusan dalam membangun pendidikan dapat diandalkan. Pergunu wilayah Jawa Tengah juga beberapa kali masuk radar media massa berkaitan dengan kegiatan workshop penulisan popular (“50 Guru”, 2017), lokakarya penguatan Islam Moderat bagi guru-guru NU (“Pergunu Lahirkan Pengajar”, 2016). (ES)
Referensi
50 Guru Ikuti Pelatihan Menulis Artikel Populer. (2017, 7 Oktober). Diunduh dari Radar Semarang: https://www.jawapos.com/radarsemarang/read/2017/10/07/18080/50- guru-ikuti-pelatihan-menulis-artikel-populer
Budairy, M.S. (ed.). (1994). Nahdlatul Ulama dari Berbagai Sudut Pandang: Kumpulan Artikel Guna Menyambut Muktamar NU ke-29 Tahun 1994. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi NU & Lakpesdam NU.
Lebih Dekat dengan Pergunu. (2017). Diunduh dari Madrasah Berkah: http://www.madrasahberkah.com/2017/01/lebih-dekat-dengan-pergunu.html
Pergunu Lahirkan Pengajar Moderat. (2016, 10 April). Diunduh dari Radar Semarang: http://radarsemarang.com/2016/04/10/pergunu-lahirkan-pengajar-islam-moderat/
Sekilas Sejarah Pergunu. (2013). Diunduh dari Pergunu Kebomas: https://pergunukebomas.wordpress.com/2013/01/26/sekilas-sejarah-pergunu/