APA YANG DIPERSIAPKAN MENJELANG BULAN RAMADHAN?

Oleh : Muhammad Umar Said*

Sebentar lagi bulan Ramadhan tiba, bulan yang penuh ampunan dan barokah. Disebut bulan ampunan karena di bulan itu Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang berpuasa penuh di siang hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan dengan niat lillahi ta’ala. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. berikut ini:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Bukhari dan Muslim).

Adapun bulan Ramadhan disebut sebagai bulan barokah karena di bulan Ramadhan Allah swt. membukakan pintu langit yaitu dibukanya pintu rejeki dan dilipatgandakannya  pahala bagi orang yang beribadah dan beramal shalih di bulan Ramadhan.

Selain hal tersebut, ibadah di bulan Ramadan disebut pula  sebagai penebus dosa bagi yang menjalankannya hingga datang bulan Ramadhan tahun berikutnya. Sebagaimana Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan Imam Muslim:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَاُن إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاةٌ مَا بَيْنَهُنَّ إذَاجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ

Artinya: “Jarak antara shalat lima waktu, shalat Jumat dengan Jumat berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar”. (HR Muslim).

Secara sosiologis dan ekonomis, sebagai bukti bahwa Ramadhan sebagai bulan penuh barokah adalah banyaknya orang melakukan transaksi perdagangan yang dilakukan sebelum atau menjelang datangnya bulan Ramadhan, baik yang dilakukan di pasar, toko, bank maupun melalui pembelian berbagai tempat penjualan jasa tiket untuk perjalanan zarkasi (ziarah dan rekreasi), sillaturrahim, dll. Semua itu menunjukkan perkembangan ekonomi yang cukup signifikan. Belum lagi banyaknya orang bersedekah yang dilakukan melalui cara door to door (rumah ke rumah) atau di masjid-masjid atau musholla-musholla,  entah itu berupa makanan untuk sahur, takjil atau berbuka puasa bersama dengan segala kemasannya. Hal itu senada dengan Hadits Nabi saw. sebagai berikut:

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

Artinya: “Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut”. (HR Ahmad).

Semangat masyarakat untuk bersedekah di bulan Ramadhan selain untuk mengharapkan pahala yang berlipat ganda juga sebuah manifestasi dari keyakinan bahwa sedekeh di bulan Ramadhan adalah sedekah yang paling utama. Sebagaimana Hadits Nabi saw.

أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ

Artinya: “Rasulullah saw. pernah ditanya, “Sedekah apakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah dibulan Ramadhan” (HR Tirmidzi).

Selain bulan penuh ampunan dan barokah, bulan Ramadhan diyakini juga sebagai bulan dikabulkannya doa. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits berikut ini:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ ؛دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

Artinya: “Ada tiga macam doa yang mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir, dan doa orang yang teraniaya” (HR Baihaqi).

Lalu apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang mulia itu ? Hal pokok untuk dipersiapkan menjelang datangnya bulan Ramadhan adalah menyangkut persiapan mental. Secara psikologis, rasa optimis dan gembira saat akan melakukan sesuatu akan menumbuhkan kecintaan dalam melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, rasa percaya diri dan gembira perlu ditanamkan dalam diri orang yang akan menjalankan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Sebab adanya rasa percaya diri dan gembira itu semua bisa menjadi ringan terutama saat menjalankan semua ibadah selama satu bulan. Oleh karenanya Rasulullah saw. berpesan agar datangnya bulan Ramadhan disambut dengan riang gembira. Hal demikian dinyatakan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah Hadits sebagai berikut:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Selain persiapan yang berhubungan dengan mental, menurut hemat penulis ada 3 (tiga) hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan aktivitas ibadah di bulan Ramadhan, yaitu : Pertama adalah Ilmu. Yang dimaksud ilmu bahwa seluruh rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan memerlukan modal ilmu yang cukup. Sebab aktivitas ibadah apa pun wajib didasarkan pada ilmu; dan apabila tanpa didasari ilmu, maka ibadah tersebut tidak akan diterima, seperti memahami tentang beberapa syarat dan rukun puasa, segala sesuatu yang membatalkan puasa serta sunnah-sunnah  puasa. Semua itu wajib diketahui oleh orang yang berpuasa agar puasanya itu sah dan diterima oleh Allah swt. Sebagaimana sajak dari Ibnu Ruslan dalam kitab Matan Zubad yaitu :

وكل من بغير علم يعمل # أعماله مردودة لا تقبل

Artinya: “Dan setiap orang yang beramal tanpa (didasari) ilmu, maka semua amal perbuatannya akan ditolak dan tidak akan diterima”.

Kedua adalah Fisik. Serangkaian ibadah di bulan Ramadhan memerlukan fisik yang sehat dan kuat. Mulai dari bangun tengah malam untuk makan sahur, berpuasa penuh di siang hari dan menjalankan shalat Tarawih di malam hari secara terus-menerus, belum lagi bekerja di siang hari yang melelahkan dan menguras tenaga. Karenanya butuh nutrisi makanan yang bergizi serta olah raga yang cukup, sehingga kondisi badan tetap segar bugar. Jika hal tersebut terpenuhi, maka ibadah puasa yang dilakukan oleh orang yang berpuasa membuat badannya sehat, baik jasmani maupun rokhaninya. Ketiga adalah  keuangan yang cukup. Tentu persiapan ketiga ini dikategorikan ke dalam tingkat tataran ideal. Sebab dalam kenyataannya banyak orang berpuasa di bulan Ramadhan dalam kondisi kekurangan secara finansial, namun ia tetap mampu menjalankannya hingga tuntas. Namun meskipun demikian, keuangan yang cukup perlu dipersiapkan sejak sebelum datangnya bulan Ramadhan. Bagaimana tidak?  Selama menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, tubuh seseorang membutuhkan asupan gizi makanan yang sehat dan cukup. Belum lagi kebutuhan untuk melaksanakan zakat, infaq dan sedekah yang secara tradisional telah dilakukan oleh sebagian masyarakat di bulan Ramadhan. Semua itu membutuhkan dana keuangan yang cukup. Oleh karena itu, sebelum datang bulan Ramadhan kiranya dianjurkan bagi seseorang agar bekerja keras lagi untuk memiliki saving (tabungan) khusus diperuntukkan sebagai bekal selama bulan Ramadhan.  Sehingga dengan demikian, jika ketiga hal persiapan menjelang bulan Ramadhan itu terpenuhi ditambah perasaan riang gembira dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan, maka ibadah yang dilakukan terasa lebih ringan dan tetap semangat untuk menjalaninya secara istiqamah hingga akhir Ramadhan. Semoga amal ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah swt. dan kita menjadi  al-Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) serta al-itqu min al-naar (terbebas dari api neraka). Wallahu a’lam bis Shawab

*Penulis adalah Pengurus Wilayah PERGUNU Jawa Tengah Korwil Eks. Karesidenan Semarang dan Wakil Katib Syuriyah PCNU Kendal.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *