APA BENAR ORANG NU TIDAK PAHAM NU?
Kendal. pergunujateng.org.- Beberapa kali penulis mecoba melakukan uji coba (test-case) dengan cara ngajak ngobrol, bertanya langsung atau mendengar secara tidak sengaja obrolan orang-orang di sekitar penulis, baik di masjid, musholla, majlis RT nan, di sekolah dan dimana pun. Tentunya yang diajak ngobrol ini adalah orang-orang NU kultural. Al hasil, sebagian besar dari mereka telah melaksanakan tradisi NU seperti tahlilan, mauludan, manaqiban, ziarah kubur dll. Tetapi mereka tidak tahu apa itu NU, siapa pendirinya, kapan dan dimana didirikan? Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan, yang penting Islam, NU kan bukan agama, dan di akherat pun yang ditanyakan apa agamamu bukan apa perkumpulanmu? Dan jawaban ini anehnya justru dari kalangan terdidik dan berpendidikan tinggi.
Penulis tidak tahu, apakah masih ada pengurus NU yang tidak tahu tentang NU? Kalau ada pengurus NU yang belum memahami tentang NU tentu sebuah langkah mundur, sehingga kapan akan tertanam sikap loyalitas dan sensivitas terhadap NU. Berangkat dari persoalan ini penulis akhirnya menyadari betapa sulitnya mengatur orang NU. Memang jumlah orang NU itu banyak, tapi apakah data itu bisa dibuktikan secara real dan akurat ? Apakah mereka semua sudah punya KTA NU, lembaga NU atau Banom NU. Penulis yakin dari jumlah seluruhnya warga NU, sebagian besar belum punya Kartu Tanda Anggota. Oleh karena itu, menurut hemat penulis ada beberapa langkah dan tugas NU ke depan.
Pertama, mensosialisasikan tentang NU dan tiga prinsip NU, yaitu : fikroh, harakah dan amaliyah ke seluruh warga NU dimana pun berada. Sebab tantangan NU ke depan sangat berat terutama untuk menghadapi ideologi transnasional yang kini telah berkembang di negara kita. Mereka menyerang NU, tokoh NU dibully, dikafirkan dan mereka membuat strategi dengan cara menyebar berita “hoax” di medsos yang cukup efektif mempengaruhi para pelajar dan mahasiswa yang notabene mereka anak-anak orang NU.
Kedua, melaksanakan pengkaderan dan penggemblengan melalui diklat seperti MKNU (Madrasah Kader NU) dan sejenisnya, agar setiap orang NU memiliki rasa cinta (sense of loving), rasa memiliki ( sense of belonging) dan rasa ingin memper perjuangkan (sense of struggling).
Ketiga, perlu dibangun pertahanan rakyat semesta NU, agar setiap orang NU memiliki jiwa patriotisme, nasionalisme dan siap membela Negara, Pancasila, NKRI, dan Ajaran Ahlussunnah waljamaah an-Nahdliyyah di seluruh wilayah Indonesia.
Semoga bermanfaat.