Menggapai Keberkahan di Bulan Kemuliaan (Bulan Rajab)
Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Banyak keutamaan ibadah yang bisa diraih pada bulan Rajab ini. Keistimewaan bulan Rajab di antaranya perintah melaksanakan shalat lima waktu yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Di bulan istimewa ini umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah seperti shalat, puasa, shalawat, dan istighfar. Semua ibadah yang dilakukan ini harus diniatkan karena mengharapkan ridla Allah dengan penuh keimanan dan keyakinan.
Bulan Rajab sendiri adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Rasulullah Saw menyampaikan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah Swt, sedangkan bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah, sementara bulan Ramadhan merupakan bulannya umat Nabi Muhammad Saw.
Ketika memasuki bulan Rajab, umat Islam banyak yang mempersiapkan diri untuk melakukan berbagai macam amaliah ibadah. Bukan sekedar menjalankannya, banyak umat Islam kembali mengingat dan belajar tentang tata cara dan hukum beribadah di bulan Rajab. Kehadiran bulan Rajab juga identik dengan persiapan menyongsong bulan Suci Ramadhan.
Keitimewaan bulan Rajab juga terletak pada peristiwa ajaib Isra’ dan Mi’raj Rasulullah. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Itulah momen perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam. Dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini, umat Islam menerima perintah shalat lima waktu. Begitu agungnya peristiwa ini hingga ia diperingati tiap tahun oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia.
Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah memberi contoh untuk membaca:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.
Karenanya, kesempatan ini agar tidak disia-siakan karena berada di bulan agung. Dari berbagai keterangan yang disebutkan tadi, sangat jelas bahwa bulan Rajab memiliki keutamaan lebih di atas bulan-bulan pada umumnya. Ia adalah momen untuk meningkatkan kualitas diri, baik tentang kedekatan kita kepada Allah (taqarrub ilallâh) maupun perbuatan baik (‘amal shâlih) kita kepada sesama.
Berikut beberapa amaliah ibadah dan hal-hal lain yang yang sering dibicarakan seiring dengan masuknya bulan Rajab. Dengan refrensi berbagai kitab, diantaranya Kitab Al-Adzkâr, Kitab Nihayatuz Zain, Kitab Ihya Ulumiddin
1. Doa memasuki Bulan Rajab Sebagai bulan mulia
Rasulullah SAW telah memberi contoh untuk banyak-banyak membaca doa. Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkâr yang diterbitkan Darul Hadits, Kairo, Mesir menyebutkan bahwa doa yang dibaca Rasulullah saat memasuki bulan Rajab adalah:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”
2. Puasa Rajab
Puasa di bulan Rajab merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Pasalnya, kita dianjurkan berpuasa sunah pada bulan-bulan agung menurut agama sebagai keterangan Syekh Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain. Saat melaksanakan puasa Rajab, di malam harinya kita bisa melafalkan niat puasa Rajab sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah Swt.” Orang yang ingin berpuasa sunah Rajab di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memasang niat sunah puasa Rajab seketika itu juga. Memang untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Berikut ini lafal niat puasa sunah Rajab di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.” Terkait waktunya, puasa Rajab dapat dilakukan beberapa hari. Sedangkan harinya tidak ditentukan. Meskipun demikian, kita dapat berpuasa Rajab dengan memakai ketentuan hari-hari utama pada setiap bulan atau setiap pekan.
3. Shalat Sunah
Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa shalat sunah mutlak di bulan Rajab adalah mustahabbah (sunnah). Shalat sunah mutlak ini biasa dilakukan oleh orang saleh pada masanya. Imam Ghazali menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa di hari Kamis dalam bulan Rajab, kemudian melakukan shalat sunah sebanyak dua belas rakaat di antara waktu shalat Isya dan sepertiga malam, maka permohonannya akan dikabulkan. Adapun tatacara melakukan shalat dua belas rakaat itu seperti shalat sunah pada umumnya, yaitu dilakukan dengan shalat dua rakaat dengan satu kali salam. Bila shalat dua belas rakaat berarti terdapat enam kali salam. Setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah, disunahkan membaca Surat Al-Qadar sebanyak 3x dan Al-Ikhlas sebanyak 12x. Setelah selesai shalat, kita dianjurkan membaca shalawat sebanyak-banyaknya.
4. Isra’ Mi’raj
Di antara peristiwa monumental dalam sejarah Islam adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah. Peristiwa ini terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab dan merupakan malam renungan atau malam kesedihan di mana nabi merasa sedih karena ditinggalkan oleh paman dan istri tercintanya, Khadijah. Peristiwa mulia ini juga menjadi tonggak sejarah kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu. Sehingga peringatan Isra’ dan Mi’raj menjadi penting untuk kembali mengingatkan semangat dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat.
5. Bersedekah
Bulan Rajab mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diperoleh mereka yang berniat bersungguh-sungguh meraihnya. Meraih rahmat tanpa ada bala, meraih kemurahan Allah dan meraih kebaikannya yang tak akan pernah kering. Sulthanul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menerangkan dalam kitabnya al-Ghunyah bahwa kata rajab terdiri dari tiga huruf ra’-jim-ba’. Masing-masing memiliki arti. Ra’ mengandung nilai Rahmatullah, jim mengandung nilai juudullah, dan ba’ mengandung nilai birrullah. Umat Islam yang bersedekah di bulan Rajab akan mendapat pahala berlipat ganda sebagai mana sabda Rasulullah saw yang artinya: “Barang siapa bersedekah di bulan Rajab, maka Allah swt akan menjauhkannya dari api neraka sejauh jarak tempuh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua. Menurut sebagaian pendapat, umur burung gagak mencapai lima ratus tahun”.
Demikian pembahasan keutamaan Bulan Rajab. Dengan mengetahui keutamaan-keutamaan Bulan rajab ini, diharapkan kita semua semakin meningkatkan amal ibadah untuk menggapai rahmat dan berkah.
Wallahu A’lam
Penulis : Muhammad Chabib Fazal Jinan