Tak Mudik Tak Masalah
TAK MUDIK TAK MASALAH
Lebaran merupakan moment yang di tunggu-tunggu bagi puluhan juta muslim untuk pulang ke kampun halaman. Termasuk di Indonesia sendiri yang rata-rata di dominasi pemeluk islam sangat berantusias untuk berpulang ke kampong halaman untuk melepas kerinduan bersama sanak keluarga di rumah. Mudik merupakan salah satu tradisi tahunan yang sangat melekat di masyarakat, bahkan menjadi kurang afdhol jika pemudik,pekerja rantauan serta pelajar tidak pulang ke kampong kelahiran. Akan tetapi, tahun ini menjadi tahun yang sangat di resahkan oleh para pemudik di karenakan adanya larangan mudik dari pemerintah sebagai upaya pencegahan penularan wabah penyakit covid -19.
Berita yang muncul pada tahun-tahun sebelumnya seputar persiapan penduduk untuk mudik. Mulai dari persiapan pribadi, biaya, sampai oleh-oleh yang akan di jajakan untuk keluarga di rumah. Persiapan mudik sudah di siapkan jauh-jauh hari, biasanya pemudik berpulang pada tanggal-tanggal akhir di bulan ramadhan karena mengambil cuti hari libur bagi para pekerja yang di tentukan oleh pihak atasannya. Selain itu, masalah yang sering menjadi problem bagi para pemudik ialah kemacetan di mana-mana, harga tiket yang melunjak dua kali lipat dari sebelumnya, bahkan sampai kehabisan tiket untuk menuju kampong tujuan mereka
Berbeda dengan keresahan yang di rasakan pemudik pada tahun ini, pemerintah yang dengan tegas melarang mudik karena akan berdampak pada penularan covid yang menyebar akibat mobilitas masyarakat yang meningkat pesat pada saat menjelang lebaran sampai pasca lebaran. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriyah selama 6-17 Mei 2021.(Compas.com
Tentunya menjadi kekecewaan bagi para pemudik atas niat mereka yang harus di urungkan untuk bertemu melepas kerinduan setelah lama berpisah. Akan tetapi bukanlah sesuatu yang hal yang harus di perdebatkan atau menjadi masalah yang serius. Mengingat akan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protocol kesehatan dan social distancing yang sebagian masih belum terjamin sepenuhnya, kebijakan pemerintah merupakan kebijakan yang paling tepat untuk mengambil tindakan larangan mudik pada tahun ini
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk tetap menjalin keharmonisan keluarga dengan baik. Media social atau jejaring social sekarang sangat memudahkan kita dalam menjalin komunikasi. Salah satunya dengan video call bersama keluarga, selain untuk melepas rasa rindu, video call juga memberikan moment silaturrahmi lewat layar kaca handphone secara langsung di hadapkan dengan anggota keluarga, kerabat, maupun teman dengan mengetahui keadaan dan kondisi mereka. Selain itu, banyak pula cara kita memanfaatkan waktu liburan kita ketika tidak mudik, seperti bertukar cerita dengan sahabat yang tidak mudik tentang pengalaman lebaran di halaman rumah sekaligus nostalgia tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, banyak pula kegiatan positif yang bisa di lakukan saat tinggal di perantauan, seperti berbisnis, mengambil kerja lembur, membuat kreativitas, mengikuti pelatihan, dan mengasah kemampuan serta sebagai sarana intropeksi diri
Di samping itu, tentunya banyak hikmah pula yang bisa di ambil dari larangan mudik lebaran. Selain memutus penyebaran penularan pandemi covid, lebaran tahun ini juga mengajarkan untuk bersikap sederhana. Hal ini di lakukan dengan mengganti saku beli baju lebaran di manfaatkan untuk hal positif lainnya seperti shodaqoh, bagi takjil, maupun untuk tabungan tambahan. Dengan adanya kesederhaan, masyarakat khususnya akan selalu mengingat bahwa tidak ada yang patut di mewah-mewahkan dan di banggakan dari apapun melebihi kuasaNya
Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam
…).