PERGUNU GELAR SEMINAR NASIONAL PENGUATAN KURIKULUM BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN LAUNCHING GERAKAN TEACHERPRENEUR

Pemaparan Materi oleh Narasumber, dari kanan, Dr. H. Aceng Abdul Aziz,, (Kemenag), Dr. H. Ikhrom (Moderator), Drs. KH. M. Muzamil (Ketua PW NU Jateng), dan Heri Kuswara,M.Kom (Penggiat Teacherpreneur PP Pergunu)

Semarang, pergunujateng.org- Pengurus Wilayah Persatuan Guru NU (PERGUNU) Jawa Tengah menyelenggarakan Sarasehan Kebangsaan pada hari Ahad, 8 Desember 2019 di UTC Hotel Semarang. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat PERGUNU, KH. Dr. Asep Saefuddin Chalim, MA. Ketua PW NU Jawa Tengah, KH. Muzammil dan Ketua PW Pergunu Jatim, Jabar, DKI Jakarta dan Lampung.

HM. Faojin, selaku Ketua PW Pergunu Jateng dan tuan rumah Sarasehan Kebangasaan mengungkapkan rasa syukurnya karena dalam dua tahun kepemimpinannya sudah melakukan beberapa capaian seperti pembentukan PC Pergunu di seluruh Kabupaten/Kota di Jateng, pengkaderan dan keanggotaan yang mencapai hampir 2000 orang, kerjasama beasiswa pascasarjana dengan beberapa kampus ternama seperti Unnes, Undip, Unwahas, UIN dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi guru NU menghadapai tantangan era 4.0.

Hadir sebagai Keynote Speaker Ketua PP Pergunu Pusat, Dr. Asep Saefuddin Chalim, MA. mengajak peserta untuk mengingat kembali peran NU yang turut membidani lahirnya Indonesia dan terus menjaganya hingga saat ini dari idelogi trans-nasional yang bertentangan dengan Pancasila dan karakter bangsa Indonesia. Beliau juga mengharapan agar Pergunu dapat melahirkan kader terbaik yang unggul dan utuh. Utuh menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan juga berlandaskan iman dan takwa (Imtak) untuk kejayaan Islam, kaum muslim dan NKRI.

Lebih lanjut KH. Asep yang juga pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, menjelaskan akan tanggung jawab yang diemban oleh para guru NU, yaitu 1) Mewujudkan keimanan dan ketakwaan, 2) Berakhlakul karimah (menghormati yang tua, mencintai yang muda, tidak boleh malas dan pesimis dan harus percaya diri untuk tampil di tengah masyarakat), 3) Mewujudkan kecerdasan yang berlandaskan keimanan, ketakwaan dan akhlakul karimah, 4) Mengajarkan kepedulian akan kesehatan diri dan lingkungan, 5) Mengajarkan keterampilan, 6) Mengajarkan sejarah yang mengandung nilai-nilai luhur, seni dan tasawuf, 7) Memunculkan kreatifitas yang didukung oleh kecerdasan akademis dan keterampilan.

Selain tanggung jawab di atas, Pergunu diharapkan dapat mewujudkan kejayaan bangsa Indonesia dengan cara pertama, melahirkan ulama yang alim, amanah dan menjadi rujukan para pemimpin dan masyarakat. Kedua, mendidik pemimpin yang adil, Ketiga, mencetak konglongmerat yang peduli kepada umat. Keempat, melahirkan para profesional yang peduli kepada bangsa dan negaranya.

Diakhir pidatonya, KH. Asep menegaskan kembali bahwa hidup ini tidak terlepas dari perebutan berbagai macam ideologi. Maka berpegang teguhlah kepada Islam Ahlussunah Wal Jamaah an-Nahdliyah, perdalam Aswaja dan entengi keluarga serta murid dengan paham Aswaja An-Nahdliyah.

Foto Bersama Ketua PW Pergunu Jateng dengan Narasumber Seminar Nasional

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dilanjutkan dengan Seminar Nasional dengan tema “Penguatan Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal dan Launching Gerakan Teacherpreneur Siswa Madrasah”.

PW Pergunu Jateng menghadirkan tiga narasumber yang kompeten dibidangnya, yaitu dari PW NU Jateng, Drs. KH. Mohamad Muzamil, dari Kasubdit Ma’had Aly Direktorat Pontren dan Diniyah Kementerian Agama RI, Dr. Aceng Abdul Azis, M.Pd dan Penggiat Teacherprenuer PP PERGUNU, Heri Kuswara, M.Kom yang dimoderatori oleh Dr. H. Ikhrom, M. Ag, Ketua Departemen Lit. Bang PW Pergunu Jateng.

Dalam paparannya Ketua PW NU Jawa Tengah, KH. Muzammil, menegaskan bahwa fiqroh Aswaja An-Nahdliyah memiliki sanad keilmuan yang tersambung mulai dari para guru/kiyai/ muassis NU ke Walisongo, Ulama Madzhab, Tabiit taabiin, para sahabat dan sampai Rasulullah Saw. Lebih lanjut Muzammil mengatakan bahwa guru NU hendaknya memiliki spiritualitas yang kuat dan mengedepankan kasih sayang dalam mendidik murid, selalu mendoakan mereka serta terus membudayakan literasi dilingkungan sekolah.

Senada dengan pemaparan para pemateri sebelumnya, KH. Aceng Abdul Aziz, M.Pd. (Dit. Pontren Kemenag RI) mengingatkan akan peran penting dan strategis guru NU dalam menangkal radikalisme yang dewas ini menguat. Ia menambahkan bahwa intoleransi, radikalisme dan terorisme bukan lagi di halaman rumah tetapi sudah masuk ke teras rumah kita. Sebagai indikator kecil berkembangnya intoleransi yaitu adanya truth claim, merasa benar sendiri dan yang dilakukan orang lain salah.

Foto Bersama Narasumber dan Peserta Seminar Nasional

Sementara itu, Hery Kuswara, M.Kom yang merupakan pegiat Teacherpreneur PP Pergunu, menambahkan bahwa guru NU harus memiliki mental dan jiwa kreatif inovatif dalam menghadapi era disrupsi dan lompatan teknologi 4.0 era. Megnhadapai tantangan globalisasi dan industri 4.0 yang sangat komplek dan dinamis perlu dibekali dengan karakter kearifan lokal tetapi mampu berdaya saing global dan juga nilai-nilai akhlak tasawuf agar tidak tergerus oleh dampak negatif dari era revolusi industri. (Malik Jamaludin/Maskuri/Imam KU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *