Komitmen Pendidikan Bupati Terpilih
Oleh : Usman Roin*
Terpilihnya Anna Muawanah dan Budi Irawanto pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Bojonegoro, sebesar 30,58 persen atau 223,449 suara mengutip hasil cepat di infopemilu.kpu.go.id, tentu menjadi tanda bahwa kalkulasi politik kemenangan menjadi miliknya. Terkait pendidikan, di Bojonegoro perlu mendapat penyangga khusus secara baik. Tidak lain, bahwa aspek pencerdasan generasi muda adalah ruh dasar mencetak, mengoptimalkan hngga meningkatkan kemajuan Bojonegoro.
Mengutip Prof. A. Qodri Azizy, Ph.D., (2003:4) mengatakan “Jangan berharap anak didik mampu menilai dan ikut berpikir memecahkan masalah jika model problem solving tidak pernah diperkenalkan kepada anak didik.” Maka, pengentasan pendidikan melalui program sekolah gratis (beasiswa) adalah solusinya.
Terkait pengentasan pendidikan, bisa dilakukan dengan memperluas jaringan beasiswa pendidikan sebagaimana janji kampanyenya. Terlebih, hasil interview beberapa anak putus sekolah di desa penulis –Bulu- adalah karena faktor ‘biaya’. Tentu melalui perluasan pendidikan berupa pemberian beasiswa memberikan harapan nyata, bahwa kehadiran Bupati baru mampu membawa perubahan bagi generasi muda yang putus sekolah untuk tetap bersekolah.
Jika pemberian beasiswa ini tidak segera diwujudkan, tentu angka putus sekolah akan semakin meningkat utamanya di pedesaan.
Dampaknya, aktivitas banyak dilakukan hanya nongkrong di warrung tanpa ada pemasukan financial atau sekedar kerja serabutan. Terlebih mengutip data demografi bojonegorokab.go.id, pada 2016 saja struktur umur penduduk Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh usia poduktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 828.965 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa 68.51 persen penduduk Bojonegoro berada dalam usia produktif.
Selain itu, generasi milenial hari ini merasa ogah bila terjun sebagai petani, padahal Bojonegoro punya cita-cita menjadi lumbung pangan yang besar. Oleh karena itu, prioritas pemberian beasiswa pendidikan kepada yang tidak mampu akan mengantarkan generasi usia produktif di Bojonegoro tuntas pendidikan.yakni, secara jenjang peningkatan pendidikan bisa tamat walaupun harus nyambi bertani. Tentu bertani yang diikuti dengan jenjang pendidikan yang baik akan bisa meningkatkan kesadaran kesadaran bahwa hakekat perubahan hidup harus ada, baik secara personal hingga bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Pada sisi yang lain, perlu dilihat juga bahwa angka pernikahan dini adalah dampak yang bisa dilihat berikutnya akibat putus sekolah. Ini terjadi, bila sudah tidak meneruskan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka potret ‘dijodohkan’ adalah realitas yang ada dan dan pilihan yang tidak bisa dihindarkan. Alhasil, proses edukasi akan pentingnya pendidikan, akan terasa sulit terentaskan sampai kapan pun. Dikarenakan terhambatnya pengetahuan akibat tidak terlaksananya program sekolah gratis (beasiswa) yang diberikan oleh pemerintah secara cepat dan tepat sasaran.
Maka, guna merealisasikan program sekolah gratis (beasiswa) Bupati terpilih, bagi penulis hal itu bisa dilakukan, mulai dengan menggenjot peningkatan PAD dari berbagai sektor unggulan Bojonegoro. Baik pariwisata, pajak, perdagangan, dan lainnya. Selain itu, dengan membangun kemitraan melalui gerakan sadar zakat, infak dan sedekah dari ASN yang bisa disetorkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten.
Atau juga melalui program CSR perusahaan, ormas yang coba dikoordinir oleh Pemkab. Tujuannya, agar secara kuantitas beasiswa yang akan diberikan bisa meningkatkan jumlahnya, menjdi merata penerimaannya serta menjangkau ke semua kecamatan, pedesaan, dan dusun sebagai basis pemilih yang ada di Bojonegoro ini.
Akhirnya, komitmen pendidikan adalah hal yang tidak bisa dinafikan dari beberapa janji kampanye Bupati terpilih. Teriring doa, semoga hal itu bisa dilaksanakan oleh pasangan Dr. Hj. Anna Mu’awanah dan Drs. H. Budi Irawanto, M.Pd. Amin.
* Usman Roin, pengurus Pergunu Wilayah Jawa Tengah (2017-2022) dan Pengurus Majelis Alumni IPNU Diterbitkan oleh Jawa Pos. Edisi Minggu, 22 Juli 2018
