Pembelajaran Maksimal di Era New Normal
Oleh : Muhammad Chabib Fazal Jinan
(Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto)
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan belajar. Dengan adanya pembelajaran maka manusia akan menikmati nikmatnya berproses dalam belajar, mengetahui banyak hal yeng sebelumnya belum pernah mengetahuinya dan menjadikan manusia memiliki kesempatan untuk mengetahui cara atau metode belajar dengan maksimal baik belajar di dalam ruangan (on door) ataupun di luar ruangan (out door).
Namun, dunia sedang berduka Virus corona makin menjadi-jadi. Bahkan, jumlah penderita yang terinfeksi terus mengalami peningkatan.
Gejala yang Muncul Akibat Coronavirus
Seperti SARS yang telah menewaskan 700-an lebih orang dan menjangkiti sekitar 8.000 an orang pada 2002-2003 lalu, virus corona memunculkan gejala yang umumnya hadir pada saat seseorang terserang demam. Yaitu mulai dari pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala dan demam. Semua itu dapat berlangsung selama beberapa hari.
Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya orang tua dan anak-anak, ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang lebih serius seperti pneumonia atau bronkitis. Bahkan, virus ini bisa mengakibatkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Berdasarkan berita-berita tersebut maka pemerintah membuat peraturan tegas kepada seluruh masyarakat luas. Agar selalu mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, rajin berolahraga, mencuci tangan dan pastinya tidak melakukan acara yang melibatkan kerumunan (orang banyak)
Dengan aturan-aturan yang seperti itu, maka pendidikan yang sedang melakukan pembelajaran pastinya akan terkendala. Semuanya sekarang menggunakan sistem daring sesuai dengan aturan pemerintah khususnya di Indonesia. Maka seluruh lapisan masyarakat harus mentaati dan mematuhi seluruh aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah demi kemaslahatan bersama. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur`an surat An-nisa ayat 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa: 59)
Secara hierarkis, penetapan hukum yang perlu ditaati oleh umat muslim menurut Surah An Nisa ayat 59 di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Perintah Allah dengan mengamalkan isi Al Quran, melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya. Bahkan sekalipun ketetapan itu dirasa berat dan tidak sesuai dengan keinginan pribadi. Sebenarnya segala yang diperintahkan Allah itu mengandung maslahat dan apa yang dilarang-Nya mengandung mudarat;
2. Ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah SAW pembawa amanat dari Allah untuk dilaksanakan oleh segenap hamba-Nya. Sebab, Rasul ditugaskan Allah untuk menjelaskan isi Al Quran kepada manusia;
3. Ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil amri. Ulil amri artinya orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka umat muslim berkewajiban melaksanakannya.
4. Bila terjadi perbedaan pendapat dan tidak tercapai kata sepakat, maka wajib dikembalikan kepada Al Quran dan hadis. Bila masih belum menemukan titik temu, sebaiknya disesuaikan dengan (dikiaskan kepada) hal-hal yang memiliki kemiripan dengan Al Quran dan sunah Rasulullah SAW.
Diantaranya yaitu mentaati penguasa dan disini adalah pemerintah. Maka semua lapisan masyarakat khususnya yang mencakup pembelajaran baik sekolah madrasah dan lainnya juga wajib untuk mentaati aturan tersebut.
Belajar di era new normal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bukan hanya oleh sekolah saja, tetapi juga orang tua serta siswa.
Lalu bagaimana agar kegiatan belajar lebih maksimal menuju new normal?Orang tua juga perlu mempunyai bekal pengetahuan agar anak bisa belajar dengan maksimal.
Evaluasi Belajar Di Rumah
Tentunya menghadapi tahun ajaran baru di masa new normal ini, orang tua serta pihak sekolah melakukan evaluasi tentang pelaksanaan belajar dirumah.
Hal ini terkait dengan langkah apa saja yang harus dilakukan serta apa saja hal yang perlu untuk diubah agar lebih baik lagi.Karena esensi belajar yang sesungguhnya adalah memberikan pengalaman pada anak sehingga anak mampu menyelesaikan tantangan yang diberikan.Tetapi jika anak hanya diberikan soal-soal dan mencatat, maka anak juga tidak bisa belajar lebih. Karena hanya mengulang gagasan yang ada di buku.Walaupun sekarang juga banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pembelajaran seperti zoom, quizzes,google classroom dan lain-lain.Tetapi jangan sampai dengan penggunaan teknologi tersebut hanya memindahkan ruang kelas menjadi virtual saja.Lebih dari itu, banyak yang lebih penting yang harus kita siapkan agar belajar secara daring lebih bermakna. Orang tua dan guru bisa mendorong siswa untuk lebih banyak berinteraksi, mengalami, berkomunikasi sehingga pembelajaran lebih bermakna.
-Diskusi Dengan Anak
Orang tua juga harus mengkomunikasikan dengan anak, terutama situasi di era new normal ini. Selain orang tua, guru juga bisa melakukan hal yang sama terhadap siswa.
Karena dengan berdiskusi dengan siswa maka bisa dijadikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Oleh karena itu penting dalam menyiapkan pembelajaran berikutnya.
Selain itu orang tua juga harus memberikan penjelasan terhadap anak, terutama mengenai mengapa mereka belajar dirumah dan bahaya penularan virus agar anak lebih waspada.
Menerapkan Pembelajaran Bauran
Sekolah juga perlu merancang tentang pembelajaran bauran atau blended learning yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan daring. Hal tersebut bisa terjadi di era new normal.Sehingga bagi siswa yang tidak bisa mengakses pembelajaran daring, maka sekolah bisa membantunya.
Bukan hanya siswa yang harus difasilitasi, guru juga harus selalu di upgrade terutama mengenai teknologi agar bisa maksimal dalam mentransfer ilmunya secara daring.Beberapa Aspek Penting Pembelajaran New Normal untuk menghadapi new normal, maka ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran :
– Partisipasi aktif keluarga
Peran serta keluarga di rumah menjadi sangat penting dalam keberhasilan anak dalam belajar. Orang tua juga harus dilatih agar bisa membimbing sehingga bisa membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan bagi anak.
– Pembelajaran tiap individu berbeda
Walaupun pembelajarannya tetap sama, tetapi secara individu bisa berbeda. Karena setiap anak memiliki keunikan mengenai gaya belajarnya.
Beberapa siswa mungkin akan lebih baik belajar dengan hanya menonton saja, namun ada pula yang belajar hanya dengan membaca menjadi paham. Hal itu juga yang menjadi tantangan bagi orang tua ketika mendampingi anak belajar.
– Evaluasi belajar
Evaluasi belajar anak adalah digunakan hanya untuk memantau perkembangan saja. Bukan hanya menetapkan anak mampu dan tidak mampu dalam menerima pelajaran.
Beberapa aspek tersebut yang harus diperhatikan orang tua dan juga pihak sekolah. Pembelajaran bukan hanya dengan menjejali konten saja tetapi bisa memberikan pengalaman terutama mengenai prosesnya.
Wallahu A`lam Semoga Bermanfa`at
Penulis : Muhammad Chabib Fazal Jinan
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam
Institut Pesantren Kyai Haji Abdul Chalim